Menyiapkan Smartfarming
Menyiapkan Smartfarming
Prinsip Dasar Smart Farming
Smart farming berfokus pada:
Presisi: Memberikan air sesuai kebutuhan tanaman, bukan secara seragam.
Efisiensi: Mengurangi pemborosan air dan energi.
Otomatisasi: Mengurangi intervensi manual.
Berbasis Data: Keputusan diambil berdasarkan data lingkungan dan tanaman.
Komponen Desain Smart Irrigation
Sensor
Sensor digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya:
Sensor kelembaban tanah (soil moisture sensor)
Sensor suhu dan kelembaban udara
Unit Kontrol dan Pengolah Data
Microcontroller seperti Arduino, ESP32, ESP8266 atau Raspberry Pi mengolah data sensor.
Gateway IoT mengirimkan data ke cloud atau aplikasi.
Edge computing memungkinkan pengambilan keputusan lokal secara real-time.
Sistem Irigasi Otomatis
Pompa otomatis, katup solenoid, dan sistem irigasi tetes atau sprinkler yang dikontrol berdasarkan data sensor.
Irigasi hanya dilakukan saat kondisi tanah memenuhi kriteria tertentu (misal kelembaban < 40%).
Platform Monitoring & Decision Support
Dashboard berbasis web atau mobile.
Visualisasi data secara real-time.
Jenis - Jenis Irigasi Pertanian
Air dialirkan langsung ke permukaan tanah dan mengalir mengikuti kontur atau alur lahan.
Kelebihan:
Biaya rendah, sederhana.
Kekurangan:
Boros air, kurang efisien.
Air diberikan langsung ke zona akar tanaman melalui pipa kecil dan emitter.
Kelebihan:
Sangat hemat air (efisiensi >90%)
Cocok untuk daerah kering
Kekurangan:
Biaya instalasi awal mahal
Risiko tersumbatnya emitter
Air disemprotkan seperti hujan buatan menggunakan pipa dan nozzle.
Kelebihan:
Cocok untuk lahan tidak rata
Dapat digunakan untuk berbagai jenis tanaman
Kekurangan:
Boros energi (pompa)
Penguapan tinggi di cuaca panas/berangin
Air disalurkan di bawah permukaan tanah melalui pipa atau sistem kapiler.
Kelebihan:
Hemat air
Tidak mengganggu permukaan lahan
Kekurangan:
Biaya dan teknis pemasangan cukup kompleks
Pemeliharaan sistem bawah tanah sulit
Memanfaatkan perbedaan ketinggian untuk mengalirkan air tanpa pompa (misal: dari saluran irigasi utama ke sawah).
Kelebihan:
Tidak perlu energi tambahan
Kekurangan:
Terbatas oleh kontur dan topografi lahan
Desain Irigasi Smart Farming
Desain 2D adalah proses membuat gambar atau layout visual menggunakan elemen seperti garis, bentuk, warna, dan teks, dalam ruang dua dimensi.
Software yang bisa digunakan: CorelDRAW, dll
Desain 3D adalah metode menciptakan model digital dari objek nyata atau imajinatif yang bisa divisualisasikan secara realistis di layar komputer.
Software yang bisa digunakan: SketchUp, Lumion, dll
Instalasi Smartfarming (ex: Sprinkler Irrigation)
Untuk membuat instalasi sistem smart farming irigasi sprinkle menggunakan ESP (misalnya ESP32 atau ESP8266) ataupun Arduino, sensor DHT11/DHT22/DHT21, dan sensor kelembaban tanah, berikut adalah daftar kebutuhan (komponen, alat, dan software)
Komponen Utama
ESP32 / ESP8266 ataupun Arduino
Mikroprosesor utama untuk membaca sensor, mengirim data, dan mengontrol pompa/katup
DHT22/DHT11/DHT21
Sensor suhu dan kelembaban udara
Sensor kelembaban tanah (analog atau digital)
Untuk mendeteksi kadar air di tanah
Relay module (1/2 channel)
Untuk mengontrol pompa air atau solenoid katup irigasi
Pompa air listrik atau solenoid valve
Mengaktifkan sistem sprinkle
Sprinkler nozzle
Menyemprotkan air ke tanaman
Power supply 5V/12V (sesuai kebutuhan pompa)
Sumber daya untuk ESP dan pompa
Breadboard / PCB / kabel jumper
Untuk menyusun rangkaian elektronik
Resistor, transistor (opsional)
Untuk penguatan atau proteksi arus pada modul tertentu
Komponen Tambahan
WiFi Router / hotspot
Diperlukan jika ESP digunakan dalam sistem IoT (pengiriman data ke cloud)
LCD atau OLED Display (optional)
Menampilkan status kelembaban dan suhu
RTC module (Real Time Clock)
Untuk pengaturan waktu irigasi (jika tidak pakai WiFi)
Box Panel Outdoor
Melindungi rangkaian dari hujan dan debu
Sensor hujan (optional)
Menghentikan penyiraman jika hujan turun
Kebutuhan Software
ArduinoIDE
Library Arduino
Platform IoT
Prinsip Kerja Sistem Instalasi
ESP ataupun Arduino membaca data dari sensor tanah dan DHT22 secara berkala.
Jika kelembaban tanah < ambang batas (misalnya < 30%), dan tidak sedang hujan (jika pakai sensor hujan), ESP mengaktifkan relay.
Relay menghidupkan pompa atau membuka katup.
Sprinkler menyiram tanaman.
Setelah waktu tertentu atau kondisi tanah membaik, sistem dimatikan otomatis.
Semua data dikirim ke cloud dan bisa dikontrol lewat HP (untuk IoT)
Gambar Komponen Instalasi
ESP
Arduino
Relay 1 chanel
Power Supply
DHT
Sensor Tanah
Breadboard
Kabel Jumper
Pompa Air
Transistor
Resistor
nozzle
Box Panel
LCD
RTC
Sensor Hujan
Instalasi Software
Untuk pembuatan pemograman mikrokontroler diperlukan software berikut.
ArduinoIDE
Silahkan klik Disini untuk download softwarenya di laptop/PC.
Silahkan didownload versi 2.3.6 (terbaru) ataupun versi 1.8.19 (lebih ringan)
Pilih sesuai OS yang digunakan (Windows/Linux/Mac)
CH340x
Silahkan klik Disini untuk download softwarenya di laptop/PC.
Setelah didownload silahkan diinstal di PC/Laptop.
Cara Menambahkan ESP8266 dan ESP32 dalam ArduinoIDE
Langkah Pertama:
Jalankan program ArduinoIDE pada PC/Laptop
Klik "file", lalu klik "Preferences"
Tambahkan link berikut pada "Additional Boards Manager URLs" (URL Manajer Board Tambahan)
ESP8266 saja
https://arduino.esp8266.com/stable/package_esp8266com_index.json
ESP32 saja
https://dl.espressif.com/dl/package_esp32_index.json
ESP8266 dan ESP32
https://arduino.esp8266.com/stable/package_esp8266com_index.json
https://dl.espressif.com/dl/package_esp32_index.json
Langkah Kedua:
Pilih Tools > Board > Boards Manager.
Dalam jendela Boards Manager, cari "esp8266" atau "esp32"
Klik tombol Install.
Tunggu hingga instalasi selesai.