Penanaman Tanaman Hidroponik
Penanaman Tanaman Hidroponik
Dalam budidaya hidroponik, penanaman atau pindah tanam (transplanting) adalah proses memindahkan bibit tanaman dari media semai ke sistem hidroponik utama. Proses ini merupakan tahapan penting yang menentukan keberhasilan pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.
Tahapan Umum Pindah Tanam dalam Hidroponik:
a. Penyemaian (Germination)
Bibit ditanam di media semai (misalnya rockwool, cocopeat, atau spons).
Penyemaian dilakukan di tempat yang lembab dan cukup cahaya.
Tunggu hingga tanaman memiliki 2–4 daun sejati (bukan hanya daun lembaga/cotyledon).
b. Persiapan Sebelum Pindah Tanam
Pastikan sistem hidroponik sudah siap (misalnya NFT, DFT, Wick, rakit apung).
Siapkan larutan nutrisi dengan konsentrasi sesuai kebutuhan tanaman muda.
Pastikan media tanam utama telah disterilkan dan sesuai jenis tanaman.
c. Proses Pindah Tanam
Angkat bibit secara hati-hati dari media semai agar akar tidak rusak.
Bersihkan sisa-sisa media semai (jika perlu).
Tanamkan ke dalam media tanam hidroponik (misalnya net pot berisi rockwool atau hidroton).
Pastikan akar menyentuh atau dekat dengan aliran larutan nutrisi.
d. Adaptasi
Tempatkan tanaman di area teduh dulu selama 1–2 hari untuk adaptasi.
Setelah itu, pindahkan ke tempat dengan intensitas cahaya yang lebih tinggi.
Prinsip Dasar yang Perlu Diperhatikan:
Minimalkan stres akar: Akar sangat sensitif saat pemindahan, jadi harus dilakukan secara hati-hati.
Sterilisasi alat/media: Hindari kontaminasi yang bisa menyebabkan penyakit akar.
Kelembaban dan suhu: Harus dijaga agar tanaman tidak layu setelah dipindahkan.
Nutrisi sesuai umur: Gunakan larutan nutrisi dengan EC dan pH sesuai fase pertumbuhan (biasanya pH 5.5–6.5 dan EC rendah untuk bibit muda).
Tujuan Pindah Tanam Hidroponik:
Memberikan ruang akar yang lebih luas.
Memaksimalkan penyerapan nutrisi dan air.
Menempatkan tanaman ke sistem hidroponik produktif.