Pembuatan Instalasi Hidroponik
Pembuatan Instalasi Hidroponik
Instalasi hidroponik secara umum terbagi 2 yaitu
Dinamis, dimana larutan nutrisi mengalir dari penampungan menuju akar tanaman secara berkala ataupun terus-menerus
Statis, dimana larutan nutrisi hanya menggenang dibagian akar tanaman.
Sistem rakit apung adalah yang sistem paling sederhana dari semua sistem hidroponik aktif, cukup mudah digunakan karena tidak membutuhkan alat yang terlalu banyak, yang dibutuhkan box atau wadah yang dapat terbuat dari bahan plastik, styrofoam dan aerator
Sistem sumbu (Wick System) merupakan salah satu sistem yang paling sederhana dari semua sistem hidroponik karena tidak memiliki bagian yang bergerak sehingga tidak menggunakan pompa atau listrik dengan menerapkan prinsip Kapilaritas (sumbu penghubung). Penggunaan larutan nutrisi pada sistem ini lebih sedikit dibandingkan sistem rakit apung.
Konsep dasar NFT ini adalah suatu metode budidaya tanaman dengan akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air, nutrisi, dan oksigen. Pada sistem ini memerlukan listrik secara terus-menerus.
Sistem DFT merupakan gabungan sistem NFT dan Rakit Apung, dimana air dalam pipa instalasi mengalir lebih dalam. Ketika listrik terputus, maka nutrisi masih tersedia di dalam instalasi. Dengan demikian sistem ini dapat menggunakan listrik secara berkala untuk mengaktifkan pompa air.
Sistem irigasi tetes atau drip system adalah salah satu sistem hidroponik yang menggunakan teknik yang menghemat air dan pupuk dengan meneteskan larutan secara perlahan langsung pada akar tanamanÂ