Pemanenan Tanaman Hidroponik
Pemanenan Tanaman Hidroponik
Pemanenan tanaman hidroponik adalah tahap akhir dalam siklus budidaya, yaitu proses mengambil hasil tanaman setelah mencapai tingkat kematangan atau ukuran yang diinginkan. Dalam hidroponik, pemanenan harus dilakukan dengan hati-hati untuk menjaga kualitas hasil panen dan menghindari kerusakan tanaman lain jika masih ada yang belum dipanen.
Mengambil hasil tanaman dengan kualitas terbaik.
Menghindari penurunan mutu hasil (seperti layu atau pembusukan karena terlambat panen).
Memaksimalkan efisiensi sistem, terutama jika dilakukan secara bertahap (panen selektif).
Selada
30–40 hari setelah tanam
Daun lebar, mengerucut, tidak layu
Kangkung
20–25 hari
Tinggi ±20–30 cm, daun hijau tua
Bayam
25–30 hari
Daun penuh dan lebar
Pakcoy
30–35 hari
Roset daun terbentuk sempurna
Pemanenan Sekali Panen (Total Harvesting)
Seluruh tanaman dipanen sekaligus.
Umum untuk sayuran daun seperti selada, kangkung, bayam.
Pemanenan Bertahap (Selektif)
Hanya bagian tertentu yang dipanen (misalnya daun tua dulu).
Cocok untuk sayuran berumur panjang seperti kale, sawi, atau buah (cabai, tomat).
Pemanenan dengan Akar atau Tanpa Akar
Beberapa pasar atau konsumen menginginkan sayur dengan akar (lebih segar dan tahan lama).
Jika tanpa akar, potong dekat pangkal batang dengan alat steril.
Lakukan pada pagi atau sore hari saat suhu tidak terlalu panas (menghindari layu).
Gunakan alat panen yang bersih dan tajam, seperti gunting atau pisau.
Potong atau cabut tanaman dengan hati-hati agar tidak merusak tanaman lain.
Bersihkan sisa akar/media dari sistem setelah panen (penting untuk persiapan tanam berikutnya).
Simpan hasil panen dengan baik (dalam kantong plastik berlubang atau wadah pendingin).
Waktu panen (terlalu cepat → belum maksimal; terlalu lama → daun keras atau pahit)
Pencahayaan dan nutrisi selama fase akhir pertumbuhan
Kondisi air dan lingkungan (suhu, kelembaban)